Kunjungan Dadakan

Tuesday, June 25, 2013

Kapitalisme Di Kursi Pendidikan Kami


Tuan & nyonya kapitalis bagaikan Mini Market dengan cepat & pesatnya membuka cabang.
ya... itulah yang saya rasakan dan segelintir orang-orang yang merasakan keberadaan mereka,
terlebih di kursi pendidikan kami. ada uang.. ada kursi.. itulah perumpamaan yang sesuai untuk hari ini.
gimana tidak ! sekarang kursi pendidikan di di bandrol dengan harga yang bervariasi. ini berlaku bukan hannya di Perguruan tinggi saja. bahkan di TK (Taman Kanak-kanak) hal itu sudah berlaku. meningkat ke SD dan SMP. padahal tinkat SD dan SMP adalah tingkat dimana Masyarakat Indonesia wajib untuk menempuhnya. itu peraturan dari pemerintah, wajib belajar 9 tahun. tapi yang di wajibkan itu sudah terkonta minasi dengan sistim kapitalisme. ga bannyak yang bisa menempuh pendidikan itu, bukan karna pemikiran mereka yang tidak mampu. tapi kantong tulang punggung keluarga yang tak memadai. hal itu menjadikan banyak anak-anak yang putus sekolah dan merubah pola pikir mereka. mereka lebih memilih untuk mencicipi kerasnya aspal jalanan "Dunia Kerja" dari pada harus belajar, mereka kehilangan mental yang terdidik di usia yang masih muda. peran pemerintah sedikit bermain di situasi seperti ini. dengan di adakannya dana BOS ( Biaya Oprasional Sekolah) di sekolah-sekolah negri. oke... jadi massih  ada kesempatan untuk mereka merasakan dunia pendidikan. heemmm...??? apa iya iya mereka di didik ? rasannya mereka cuma di ajar saja.  bisa ga bisa yang penting  guru sudah mengajari satu atau dua materi pelajarann. rassannya ada efek domino disini. dimana virus kapiitalisme menggrogoti para pendidik kita dan sistem pemerintahan pun ikut di grogoti. efeknya ke pendidikan di negri ini.